Advertisement

Hantu-Hantu Indonesia di Dread Eye Menyita Perhatian Publik AS

Muhammad Rizal Fikri
Senin, 16 April 2018 - 17:00 WIB
Galih Eko Kurniawan
Hantu-Hantu Indonesia di Dread Eye Menyita Perhatian Publik AS Salah satu adegan game Dread Eye - JIBI/Ist/dreadvr.com

Advertisement

Harianjogja.com, TEXAS—Game virtual reality (VR) Dread Eye menghadirkan hantu-hantu asal Indonesia sebagai tokoh-tokoh utama. Hal ini menjadi perhatian gamer-gamer Amerika Serikat di festival kreatif South by Soutwest (SXSW) 2018.

Hantu-hantu asal Indonesia yang dihadirkan seperti pocong, tuyul, kuntilanak sampai genderuwo. SXSW merupakan festival internasional yang menjadi salah satu ajang pameran industri kreatif dan teknologi paling ditunggu di dunia.

SXSW mengumpulkan pelaku industri kreatif mulai dari seniman, musisi, desainer, filmmaker, penulis, produser, start up, desainer grafis, hingga pengembang game. SXSW 2018 diselenggarakan, di Austin, Texas, Amerika Serikat pada 9 Maret 2018 – 18 Maret 2018.

Dread Eye berkesempatan membuka pameran di SXSW 2018 karena menjadi nomine Gamer’s Voice Awards. Penghargaan tersebut dikhususkan untuk pengembang game independen. Dread Eye merupakan karya start up asal Bandung, Jawa Barat bernama Digital Hapiness.

Dilansir Jaringan Informasi Bisnis Indonesia dari VOA Indonesia, Senin (16/4/2018), Dread Eye merupakan game pertama asal Indonesia yang mampu menembus SXSW. Selama dua hari pameran, puluhan pengunjung antre untuk mencoba VR Dread Eye.

“Saya sangat terkejut bermain game ini. Rasanya seperti ditusuk ke badan saya. Saya mencoba berusaha terus membuka mata. Dari beberapa game VR yang pernah saya coba, game ini paling menakutkan,” jelas Poloma asal Austin.

Community Manager PT Digital Semantika Indonesia, Digital Happiness, Adi Dharma mengungkapkan Dread Eye merupakan game ketiga dari Digital Happiness. Dalam game tersebut pemain akan menjadi seorang dukun yang akan melakukan ritual. Beberapa halaman ritual harus dilakukan para pemain. Tujuannya untuk memasuki gerbang dunia lain dan bertemu hantu-hantu lokal Indonesia.

Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Joshua P.M. Simanjuntak memuji Dread Eye. Menurutnya unsur lokal yang dipresentasikan untuk konsumen global adalah salah satu keunikan Dread Eye.

Dread Eye sangat unik karena membawa cerita dari Indonesia. Konten lokal yang dipresentasikan dan dipahami konsumen global. Ini bisa menjadi inspirasi bagi pada pengembang game kita untuk membawa konten lokal ke tingkat global,” ucap Joshua.

 

Advertisement

Intip asksi Youtuber Poiised bermain Dread Eye di bawah ini;

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Calon Perseorangan Pilkada DIY 2024 Harus Mengantongi Ini

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement