Advertisement

PENELITIAN TERBARU : Inilah Cara Atasi Layu Bakteri

Mediani Dyah Natalia
Minggu, 17 Mei 2015 - 01:15 WIB
Mediani Dyah Natalia
PENELITIAN TERBARU : Inilah Cara Atasi Layu Bakteri

Advertisement

Penelitian terbaru dari dosen Universitas Jember kali ini berupa upaya mengatasi layu bakteri pada tanaman sayuran.

Harianjogja.com, SLEMAN-Penyakit layu bakteri sampai saat ini masih menjadi ancaman serius bagi para petani sayuran. Serangan bakteri Ralstonia solanacerum ini menyerang tanaman, cabai, kentang, melon, tomat, dan berbagai jenis tanaman terung-terungan.

Advertisement

Dosen Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas pertanian Universitas Jember, Suhartiningsih Dwi Nurcahyati menyebutkan serangan penyakit layu bakteri dapat menimbulkan gagal panen.

Pada tanaman tomat, kata dia, penyakit layu bakteri sulit untuk dikendalikan karena patogennya mempunyai variasi genetik yang besar. Disamping itu memiliki kemampuan bertahan lama dalam tanah serta mempunyai kisaran inang yang luas dan tersebar luas di dunia. Meskipun berbagai teknik pengendalian penyakit telah dilakukan, belum ada yang dapat mengatasi penyakit ini secara efektif.

“Penggunaan varietas tahan sebenarnya merupakan cara efektif dalam pengendalian penyakit, tetapi varietas tomat yang tahan tersebut dengan kualitas buah yang bagus belum tersedia,”katanya Rabu (13/5/2015) saat ujian terbuka program doktor di Fakultas Pertanian UGM seperti rilis yang Harianjogja.com terima.
.
Menurut dia, penyambungan dengan batang bawah yang tahan penyakit merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk menekan perkembangan penyakit layu bakteri pada sayuran dan meningkatkan produksi tanaman. Dari hasil penelitian yang dilakukannya dengan melakukan penyambungan batang bawah tahan tomat H 7996 dan terung EG 203 diketahui penyambungan tidak mempengaruhi kelimpahan bakteri antagonis pseudomonas pendar flour dan Bacillus di rizofer dengan kerapatan secara berturut sebesar 105 cfu/gram berat kering tanah dan 104 cfu/gram berat kering tanah.

“Bakteri antagonis yang berdaya hambat besar terhadap R. solanacearum teridentifikasi sebagai Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus sp. R. Solanacearum bergerak secara vertikal dan berkembang pada batang tomat,”urainya.

Sementara itu penggunaan batang bawah H 7996 danEG 203 terbukti menekan populasi bakteri. Populasi R. solanacearum terendah pada penyambungan dengan EG 203 berkisar antara 102-104 cfu/5 mm batang segar. Penyambungan EG 203 dengan varietas Permata menunjukkan efektivitas penekanan terbesar 95,83%.

“Selain itu juga memperpanjang periode inkubasi penyakit dan menekan perkembangan penyakit layu bakteri,”ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

70 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Jogja, Dinkes: Tidak Perlu Panik

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement