Advertisement

Mahasiswa Ini Kembangkan Teknologi Pengamanan Data..

Sunartono
Kamis, 06 Juni 2019 - 10:17 WIB
Sunartono
Mahasiswa Ini Kembangkan Teknologi Pengamanan Data.. Mahasiswa Prodi Teknik Informatika Program Magister FTI UII Eko Yunianto (kanan) dan dosen pembimbing Yudi Prayudi . - Ist/FTI UII.

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Mahasiswa Teknik Informatika Program Magister Fakultas Teknologi Industru (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) mengembangkan system pengamanan data berbasis blockchain dengan dikolaborasikan dengan Digital Evidence Cabinet (DEC). Sistem ini juga dapat memantau kemungkinan terjadinya penyimpangan data.

Mahasiswa Prodi Teknik Informatika Program Magister FTI UII Eko Yunianto menjelaskan preservasi bukti digital merupakan bagian penting dalam tahapan digital forensik. Proses ini merupakan cara untuk memastikan otentikasi bukti digital sehingga keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan di persidangan. Permasalahan yang terjadi pada proses preservasi bukti digital adalah penggunaan dokumen fisik chain of cutody dan tidak kompetennya petugas. Sehingga memungkinkan banyak kasus tidak terungkap karena lemahnya barang bukti terutama bukti digital.

Advertisement

“Digital Evidence Cabinet [DEC] ini merupakan salah satu solusi manajemen bukti digital dengan memaksimalkan dokumen chain of custody. DEC menggunakan pendekatan penyimpanan bukti fisik lemari penyimpanan barang bukti yang bertingkat pada bukti digital. Di sisi lain blockchain merupakan teknologi yang menjamin integritas data yang disimpan,” kata dia dalam rilisnya.

Ia mengatakan penelitiannya telah diterapkan ke sejumlah lini, salah satunya blockchain pada Digital Right Management (DRM) yang hasilnya bisa memberikan perlindungan terhadap hak cipta beragam konten. Menurutnya, teknologi ini mampu mengamankan dan memantau penyimpangan data karena proses rekapitulasi atau pencatatan dilakukan secara bertingkat atau diibaratkan lebih dari satu pencatat. Sehingga bisa membandingkan antara data pencatat satu dengan lainnya.

“Ketika setiap pencatat ini hasilnya sama maka bisa dikatakan itu aman, tetapi ketika ada perbedaan berarti ada kemungkinan terjadinya kesalahan, ini sangat dapat meminimalisasi rekayasa,” ucapnya.

Dosen Prodi Teknik Informatika Program Magister FTI UII Yudi Prayudi  mengatakan, hasil penelitian Eko Yunianto ini bisa diterapkan ke berbagai lembaga maupun perbankan. Bahkan jika dikembangkan lebih luas, memungkinkan untuk digunakan mendukung e voting dalam suatu pemilihan. “Karena pengamanan data dilakukan bertingkat, perekap tidak hanya satu tetapi bertingkat sehingga bisa dipantau ketika terjadi perbedaan hasil data,” ujarnya.

Ia mengatakan perancangan DEC pada chain of custody dengan menggunakan teknologi blockchain diawali dengan perancangan jenis data struct untuk mengakomodasi implementasi DEC pada blockchain. Kemudian dilanjutkan dengan membangun private ethereum virtual server (EVM) sebagai server blockchain, serta diimplementasikannya kebutuhan manajemen bukti digital dalam bentuk aplikasi B-DEC (blockchain digital evidence cabinet).

“Selain itu, beberapa penyesuaian yang dilakukan adalah dengan menambahkan konsep logging yang menyertai bukti digital. Selanjutnya framework dikembangkan dengan melakukan integrasi dengan lokasi penyimpanan barang bukti. Atau bisa di simpulkan jika DEC berbasis blockchain dapat di kembangkan sampai pada integrasi dengan digital evidence storage,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Muncul Wacana Pilihan Lurah di Gunungkidul Tahun Depan Digelar Dua Kali

Gunungkidul
| Jum'at, 26 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement