Advertisement

Panel Surya, Solusi Mengatasi Pemadaman Listrik Seharian

Denis Riantiza Meilanova
Senin, 05 Agustus 2019 - 22:47 WIB
Budi Cahyana
Panel Surya, Solusi Mengatasi Pemadaman Listrik Seharian Pemasangan panel surya di atas gedung - JIBI/Bisnis.com/Rachman

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Padamnya listrik di sebagian Jawa selama berjam-jam pada Minggu (4/8/2019) memunculkan kembali gagasan mengenai pentingnya panel surya.

Pemadaman kemarin terjadi karena sistem di saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) Ungaran-Pemalang milik PLN mengalami gangguan. Pemadaman yang berlangsung dari Minggu siang hingga malam tersebut tentu menyulitkan masyarakat untuk melakukan aktivitas.

Advertisement

Untuk mengantisipasi pemadaman listrik serupa, pemasangan panel surya di atap rumah atau solar rooftop bisa menjadi pilihan. Panel surya bisa mengonversi energi sinar matahari menjadi energi listrik.

Dengan memasang panel surya di rumah, Anda bisa memiliki sumber listrik lain, selain listrik dari PLN. Namun tentunya, ada kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan bila ingin memasang panel surya.

Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan panel surya. Pertama, mengurangi biaya tagihan listrik

Saat ini, pemanfaatan panel surya di atap rumah sudah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No. 49/2018 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap oleh Konsumen PT PLN (Persero).

Dalam Permen tersebut diatur mengenai skema transaksi ekspor-impor energi listrik sistem PLTS atap. Beleid itu, memungkinkan konsumen PLN untuk menjual energi listrik yang dihasilkan oleh PLTS atap atau solar rooftop kepada PLN melalui skema ekspor-impor.

Jumlah energi yang ditransaksikan kepada PLN dapat menjadi pengurang tagihan listrik konsumen. Alhasil, masyarakat bisa menghemat listrik.

Kedua, kemandirian energi.  Dengan memasang panel surya, Anda tidak perlu lagi kalang kabut bila terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Anda tetap dapat menggunakan energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya untuk memenuhi beberapa kebutuhan.

Ketiga, ramah lingkungan. Kebutuhan listrik masyarakat sebagian besar masih dipenuhi dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan bahan bakar batu bara. Penggunaan batu bara tentunya berkontribusi terhadap polusi udara.

Panel surya memanfaatkan energi matahari untuk menghasilkan listrik. Oleh karena itu, penggunaan panel surya sangat ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi.

Keempat, perawatan mudah dan awet. Perawatan panel surya tergolong mudah, yakni hanya perlu dibersihkan dari debu dengan menggunakan air atau sabun. Membersihkan panel surya cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali. Dengan perawatan yang baik, masa pakai panel surya bisa bertahan lebih dari 20-30 tahun.

Namun, panel surya juga memiliki sejumlah kekurangan. Pertama, biaya pemasangan mahal Saat ini, pemanfaatan panel surya oleh rumah tangga belum begitu banyak. Hal ini disebabkan biaya pemasangan panel surya masih relatif mahal. Untuk memasang 1 kilowatt peak (kWp) panel surya dibutuhkan investasi atau modal sekitar Rp13-Rp18 juta.

Kedua, tidak stabil. Tidak ada jaminan solar panel mendapat paparan sinar matahari secara terus-menerus. Sumber energi listrik jenis ini sangat bergantung pada kondisi cuaca dan waktu.

Apabila hujan atau matahari tertutup awan, suplai sumber energi tentu tidak cukup. Sehingga pada saat-saat tertentu, produksi listrik dari panel surya bisa menurun.

Pada malam hari juga tidak ada matahari yang bisa menyuplai energi ke solar panel sehingga tidak bisa menghasilkan listrik. Oleh karena itu, pemasangan panel surya juga perlu disiapkan teknologi baterai sebagai penyimpan energi listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Lulusan Pertanahan Disebut AHY Harus Tahu Perkembangan Teknologi

Sleman
| Kamis, 25 April 2024, 20:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement