Advertisement

Promo November

Mulai Tahun Depan, Beli Ponsel Baru Kemungkinan Tak Dapat Charger

Akbar Evandio
Selasa, 29 Desember 2020 - 07:47 WIB
Nugroho Nurcahyo
Mulai Tahun Depan, Beli Ponsel Baru Kemungkinan Tak Dapat Charger Sejumlah remaja menggunakan ponsel saat berkomunikasi di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/4/2020). - ANTARA FOTO/Septianda Perdana

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Tren penjualan ponsel pintar tanpa menghadirkan pengisi daya (charger) dalam kotak diperkirakan menjadi strategi yang dipilih vendor ponsel pada 2021.

Sebelumnya, perusahaan teknologi asal California, Apple menjual iPhone 12 mini, iPhone 12, iPhone 12 Pro, dan iPhone 12 Pro Max tanpa charger dalam kotak.

Advertisement

Dilansir melalui phonearena, vendor Samsung dan Xiaomi diprediksi meniru langkah serupa. CEO Xiaomi Lei Jun menyatakan Xiaomi Mi 11 akan diluncurkan tanpa dilengkapi pengisi daya. 

Selain itu, dilansir melalui Gizmochina ponsel flagship Samsung yang disinyalir merupakan Galaxy S21 juga hadir tanpa disertai charger. Hal ini disampaikan oleh National Telecommunications Agency (Anatel), Brazil.

Namun, saat dihubungi oleh Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) kedua perusahaan tersebut enggan  memberikan konfirmasi.

Menanggapi hal tersebut, pendiri dan pemerhati gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian mengatakan  dengan bungkamnya kedua perusahaan tersebut memberikan kejelasan bahwa isu tersebut besar kemungkinan benar adanya. “Brand seperti Xiaomi dan Samsung akan menjadi yang pertama di sistem operasi Android untuk menjual ponsel tanpa charger,” katanya saat dihubungi JIBISenin (28/12/2020).

Lebih lanjut, dia melihat  alasan saat ini dari versi vendor adalah meminimalkan masalah lingkungan, yakni limbah dari charger. Tetapi, menurutnya, penjelasan yang lebih masuk akal adalah masalah penjualan untuk antisipasi dampak pandemi Covid-19 pada 2020.

“Menghilangkan charger ini akan banyak manfaatnya untuk vendor. Pertama, charger termasuk biaya produksi. Dengan dijual tanpa charger berarti bisa memotong modal produksi,” ujarnya.

Dia melanjutkan  pengaruh lainnya berefek pada sistem distribusi. Bila dianalogikan, jika satu kotak bulk saat distribusi terisi 12 unit ponsel pintar (dengan charger), tetapi menghilangkan charger membuat bulk lebih tipis dan bisa membuat vendor mendistribusikan barangnya sebanyak 20 unit.

“Ini membuat ongkos packaging, handling, dan distribusi jauh lebih murah. Bahkan, charger original bisa dijual terpisah, ini menambah keuntungan bagi vendor,” ujarnya.

Menurut Counterpoint, harga modal charger dan kabel yaitu US$6. Sebaliknya, charger adaptor sekitar US$4—US$5 untuk kebutuhan modalnya. “Bila dikalkulasikan dari jutaan pengguna yang membeli [charger terpisah] keuntungannya cukup besar,” kata Lucky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kampanye Terakhir Harda-Danang sapa Pendukungnya dengan Senam Sleman Sehat

Sleman
| Minggu, 24 November 2024, 12:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement