Advertisement

Indonesia Belum Butuh 5G, 4G Masih Cukup

Leo Dwi Jatmiko
Jum'at, 28 Mei 2021 - 07:47 WIB
Nugroho Nurcahyo
Indonesia Belum Butuh 5G, 4G Masih Cukup Seorang wanita mengoperasikan ponselnya di dekat logo teknologi 5G. - REUTERS/Sergio Perez

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Pengamat telekomunikasi menilai kehadiran 5G belum terlalu dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Belum ada solusi yang benar-benar mampu membuat masyarakat menggunakan jaringan 5G.

Direktur Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala mengatakan kehadiran 5G untuk bagi segmen ritel saat ini masih kurang mendesak. Layanan 4G masih cukup untuk melayani aktivitas digital, mulai dari belajar hingga bekerja dari rumah.

Advertisement

Sementara bagi segmen korporasi atau industri, kata Kamilov, 5G hanya digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan membangun citra. Belum ada solusi 5G yang menghadirkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas perusahaan.   “Untuk saat ini kebutuhan 5G bagi masyarakat belum sangat perlu. 5G bagi pelaku bisnis bagian dari pembangunan citra saja,” kata Kamilov, Kamis (27/5/2021).

Tidak hanya itu, sambung Kamilov, teknologi 3G dan 4G sebenarnya masih harus ditingkatkan. Kedua teknologi tersebut belum mencapai batas optimal, dari sisi cakupan dan kecepatan.

Kamilov menduga kehadiran 5G hanya untuk kepentingan vendor teknologi, mengingat masyarakat dan indsutri belum terlalu membutuhkan. “Ini bagian tren bisnis vendor dan industri telekomunikasi saja agar dinamika bisnis  mereka bergerak lebih cepat jadi pengendali utamanya vendor,” kata Kamilov.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan implementasi 5G tahap awal operator seluler bertujuan untuk memposisikan diri  menjadi yang pertama adopsi 5G.

Operator menyasar pasar ritel di kawasan residensial karena di sana terdapat permintaan yang jelas terhadap layanan 5G. Pergelaran dan implementasi 5G berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan saat diimplementasikan di segmen industri, yang permintaannya belum tentu ada. “Alasannya, 5G merupakan keniscayaan sebagai tingkatan lanjut teknologi wireless setelah 4G,” kata Heru.

Adapun mengenai harga layanan 5G, akan tergantung model bisnisnya. Terdapat dua skema paket layanan 5G dijual kepada pelanggan ritel. Pertama, bisa berbasis kuota. Kedua, berbasis kecepatan.

Sebagai informasi, setelah menerima Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) 5G dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI) pada 24 Mei 2021, Telkomsel secara resmi meluncurkan layanan Telkomsel 5G dengan mengusung tema 5G: Unlock the Future.

Selain menegaskan posisinya sebagai operator seluler pertama yang menggelar jaringan 5G di Indonesia, melalui peluncuran ini Telkomsel juga memastikan layanan 5G sudah dapat digunakan secara komersial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan

Jogja
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement