Advertisement

Ini Kendala Pengembangan Teknologi Hijau di Indonesia

Rayful Mudassir
Jum'at, 10 Desember 2021 - 09:27 WIB
Budi Cahyana
Ini Kendala Pengembangan Teknologi Hijau di Indonesia Ilustrasi PLTS atap. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyebut pengembangan teknologi hijau atau ramah lingkungan di dalam negeri masih terkendala banyak hal.

Dia mengatakan bahwa selama ini teknologi hijau masih terbentur dengan harga yang cenderung mahal. Sebab itu dia menyebut perlu adanya terobosan terkait teknologi hijau yang lebih ramah di kantong.

Advertisement

"Kendala secara umum untuk teknologi hijau adalah tantangan menciptajan terobosan teknologi yang mampu menjawab persoalan dan di saat yang sama memiliki tingkat keekonomian yang memadai," katanya kepada Bisnis, Rabu (8/12/2021).

Menurutnya, kondisi tersebut menuntut diciptakannya model bisnis baru agar siklus penerapan energi hijau dapat berjalan secara alami dan berkesinambungan. Selain itu, Laksana menilai bahwa kreativitas merupakan modal utama dalam mengembangkan energi berkelanjutan.

Di sisi lain, dia menilai bahwa riset aplikatif yang dekat ke hilir harus melibatkan para pelaku usaha. Upaya ini agar teknologi yang diciptakan lebih diterima pasar dan konsumen.

Meski begitu, dia menyadari tidak semua riset dapat langsung diserap pasar. Hal ini berkaitan dengan tingkat keekonomian satu produk. Saat ini yang telah berhasil masuk pasar adalah alat menghancur jarum suntik.

"Teknologi hijau ini secara umum membutuhkan kepakaran lintas disiplin, sehingga pencarian berbagai solusi bisa dilakukan dengan lebih cepat karena semua sumber daya baik manusia, infrastruktur maupun anggaran berada dalam satu manajemen," terangnya.

Sementata itu, sejumlah solusi teknologi lanjutnya telah dikembangkan BRIN. Salah satunya autonomous individual mobile system (AIMS). Transportasi masa depan ini disebut berbasis listrik.

"Rencananya akan kami implementasikan di kawasan tertutup seperti berbagai kebun raya di seluruh Indonesia, kawasan sains dan teknologi baik Puspiptek dan Cibinong Science Center," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Sambut Pemudik dan Wisatawan Libur Lebaran 2024, Begini Persiapan Pemkab Gunungkidul

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement