Advertisement

Begini Pemandangan Asteroid dari Dekat

Mia Chitra Dinisari
Sabtu, 18 Juni 2022 - 20:57 WIB
Budi Cahyana
Begini Pemandangan Asteroid dari Dekat Penampakan asteroid dari jarak dekat. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Para astronom menghasilkan peta paling rinci permukaan 16-Psyche, sebuah asteroid yang diyakini dapat menyimpan petunjuk tentang bagaimana planet terbentuk di Tata Surya.

Menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam Journal of Geophysical Research, 16-Psyche memiliki permukaan logam, pasir, dan batu yang sangat bervariasi yang menunjukkan bahwa sejarahnya dapat mencakup letusan logam, serta ditabrak oleh benda langit lainnya. Asteroid itu menjadi fokus misi Psyche NASA, yang diluncurkan akhir tahun ini.

Advertisement

Melansir dari arstechnica.com, 16-Psyche adalah asteroid tipe-M (artinya memiliki kandungan logam tinggi) yang mengorbit Matahari di sabuk asteroid utama, dengan bentuk seperti kentang yang tidak biasa.

Hipotesis lama yang disukai adalah bahwa Psyche adalah inti logam yang terpapar dari sebuah protoplanet (planetesimal) dari hari-hari awal Tata Surya kita, dengan kerak dan mantel terkelupas oleh tabrakan (atau beberapa tabrakan) dengan objek lain. Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan menyimpulkan bahwa perkiraan massa dan kepadatan tidak konsisten dengan inti sisa logam sepenuhnya. Sebaliknya, itu lebih mungkin merupakan campuran kompleks logam dan silikat.

Para ilmuwan telah lama menduga bahwa inti logam mengintai jauh di dalam planet terestrial seperti Bumi. Tapi inti-inti itu terkubur terlalu jauh di bawah mantel berbatu dan kerak bagi para peneliti untuk mengetahuinya. Sebagai satu-satunya benda mirip inti logam yang ditemukan, Psyche memberikan kesempatan sempurna untuk menjelaskan bagaimana planet berbatu di Tata Surya kita (Bumi, Merkurius, Venus, dan Mars) mungkin terbentuk. NASA menyetujui misi Psyche pada tahun 2017, berniat untuk mengirim pesawat ruang angkasa untuk mengorbit asteroid dan mengumpulkan data penting tentang karakteristiknya.

Upaya pemetaan sebelumnya mengandalkan berbagai teleskop di seluruh dunia yang mengukur cahaya inframerah yang memantul dari permukaan asteroid. Tahun lalu, para astronom menghasilkan peta permukaan Psyche dengan resolusi yang jauh lebih tinggi, berdasarkan data pengamatan 2019 yang dikumpulkan oleh 66 antena radio Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Chili.

Dengan menggabungkan semua sinyal tersebut menjadi satu sinyal sintetis, tim mencapai resolusi setara teleskop dengan diameter 16 kilometer (10 mil)—sekitar 20 mil per piksel. Pandangan ini memungkinkan mereka untuk menyelesaikan banyak variasi komposisi pada permukaan asteroid. Mereka menggunakan ini untuk membuat peta emisi termal permukaan asteroid dan model 3D Psyche beresolusi tinggi.

Peta terbaru ini didasarkan pada ratusan skenario simulasi komputer, masing-masing menampilkan kombinasi komposisi material permukaan yang berbeda, dengan mempertimbangkan rotasi asteroid. Tim kemudian membandingkan simulasi tersebut dengan emisi termal aktual dalam data ALMA untuk menentukan peta permukaan 16-Psyche yang paling mungkin.

Hasilnya: Asteroid kaya akan logam, tetapi distribusinya bervariasi di seluruh permukaannya. Distribusi silikat yang bervariasi menunjukkan bahwa 16-Psyche mungkin pernah memiliki mantel yang kaya silikat. Selanjutnya, material di dasar kawah berubah suhu lebih cepat daripada di sepanjang tepinya saat asteroid berotasi.

Penulis menyarankan bahwa kawah tersebut mungkin memiliki endapan ("kolam") pasir berbutir halus. Ini sedikit mengejutkan mengingat massa 16-Psyche dan gravitasinya yang lebih kuat, dibandingkan dengan asteroid yang lebih kecil yang memiliki bahan berbutir halus.

"Data ini menunjukkan bahwa permukaan Psyche heterogen, dengan kemungkinan variasi komposisi yang luar biasa," kata Simone Marchi dari Southwest Research Institute, rekan penyelidik misi Psyche yang tidak terlibat dalam penelitian ini. "Salah satu tujuan utama dari misi Psyche adalah untuk mempelajari komposisi permukaan asteroid menggunakan sinar gamma dan spektrometer neutron dan pencitraan warna. Jadi, kemungkinan adanya heterogenitas komposisi adalah sesuatu yang ingin dipelajari oleh Tim Psyche Science. lagi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Alert! Stok Darah di DIY Menipis, PMI Dorong Instansi Gelar Donor Darah

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement