Seperti Film “Harry Potter”, Siswa Ini Ciptakan "Jubah Gaib" yang Bisa Mengelabui CCTV
Advertisement
Harianjogja.com, WUHAN—Tim mahasiswa pascasarjana di Universitas Wuhan China baru-baru ini meluncurkan "jubah tembus pandang" yang mampu menghindari kamera keamanan bertenaga artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Jubah yang dirancang selayaknya jubah gaib dalam film “Harry Potter” itu dinamai InvisDefense. Mantel kamuflase itu sekilas tampak biasa saja, namun ia memungkinkan penggunanya bisa melewati kamera pengintai bertenaga AI tanpa terlihat
Advertisement
Melansir Oddity Central, jubah itu menggunakan cetakan camo yang disesuaikan menipu kamera pada siang hari, dan perangkat termal tertanam yang memancarkan suhu berbeda membuang sensor pencitraan termal inframerah kamera pengintai di malam hari.
“Kami menghabiskan banyak energi untuk mempersiapkan ini, termasuk desain dan pengembangan produk ini. Kami harus menggunakan algoritma untuk mendesain gambar yang paling tidak mencolok yang dapat membuat penglihatan kamera menjadi tidak efektif,” kata Wei Hui, mahasiswa pascasarjana ilmu komputer yang merancang algoritma inti jaket ini, kepada VICE World News.
China adalah salah satu negara dengan pengawasan paling tinggi di dunia. Mereka menggunakan kamera dengan dukungan AI dalam segala hal, mulai dari memantau kebiasaan toilet karyawan, hingga memantau perhatian siswa di ruang kelas. Meski demikian, rupanya sistem pengawasan itu masih belum sempurna karena masih bisa dikelabui oleh inovasi sekelompok mahasiswa ini.
Inovasi itu memenangkan hadiah pertama di Huawei Cup, sebuah kontes inovasi keamanan siber yang didukung oleh raksasa teknologi China Huawei. Inisiator mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesar dari proyek InvisDefense adalah menciptakan sistem yang dapat menipu mata manusia dan AI. Untuk melakukan ini, mereka bekerja secara ekstensif dalam merancang pola kamuflase khusus.
Namun, tim mahasiswa itu merancang inovasi tersebut bukan untuk melawan sistem pengawasan kamera pemerintah China yang menindas. Mereka justru hanya ingin menunjukkan bahwa sistem pengawasan yang dipasang masih belum sempurna.
“Fakta bahwa kamera keamanan tidak dapat mendeteksi mantel InvisDefense berarti mereka cacat. Kami mengerjakan proyek ini untuk merangsang pengembangan teknologi visi mesin yang ada karena pada dasarnya kami menemukan celah,” kata dia.
Menariknya, harga mantel InvisDefense rupanya tergolong murah. Jubah itu dilaporkan hanya seharga 500 yuan atau setara dengan Rp1,1 juta. Berminat mencoba?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Oddity Central
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Perolehan Suara Pilkada Sleman, Di Kandang Sendiri, Harda Kiswaya Unggul Telak dari Kustini
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement